Wednesday, October 8, 2014

Triangle Point

Gue baru aja nonton The Giver.

Entah kenapa, sekarang ini banyak banget film yang bertemakan masyarakat futuristik di masa depan, masyarakat yang dengan segala cara menentang keburukan masyarakat masa kini. Ambil contoh The Hunger Games, Divergent, The Maze Runner, ataupun The Giver.

Sebenernya gue agak kurang suka sih dengan tema kayak gini, terkesan terlalu mengandai-andai. Film-film ini memiliki kesamaan, semuanya rata-rata bercerita soal masa depan yang hancur karena kebobrokan masyarakatnya yang lalu diikuti dengan segala upaya demi menghilangkan kebobrokan itu. Caranya berbeda, tapi nyaris kesemuanya menggambarkan upaya pemberontakan dari sistem baru tersebut. Which is agak mainstream sih, menurut gue.

Tapi The Giver menunjukkan contoh yang sangat esktrem. Tidak seperti The Hunger Games yang memiliki tradisi tahunan yang kejam, Divergent dengan intrik di antara (err lupa namanya) kelompoknya, atau The Maze Runner dimana mereka memberontak untuk bisa keluar dari labirin dan ternyata dihadapkan dengan kenyataan kalau mereka dipersiapkan untuk sesuatu yang lebih besar; tetapi The Giver justru menghilangkan itu semua dan sekilas komunitasnya berhasil mewujudkan suatu masyarakat yang ideal.

Jujur aja gue kagum pas nonton The Giver. Ga ada adegan bunuh-bunuhan yang brutal, film ini justru menunjukkan kehidupan yang harmonis. Harmonis dalam tanda kutip, karena ternyata ada sesuatu yang menghilang dari masyarakat. Ini baru film kece..

Ya, nonton aja sendiri filmnya karena ga seru kalo gue spoiler-in heuheu. Yang menarik justru karena gue nonton ini ditengah polemik anak kelas 12 dalam memilih jurusan kuliah..

Rasanya iri, ketika pada usia tertentu lo tinggal dipilihin pekerjaan sama Elder (COC abis) yang udah liat potensi lo sehari-hari. Walaupun hak kita untuk memilih seakan dihapuskan, tapi gue ngerasa kalo cara itu enak banget.. Ga usah pusing-pusing mikirin apa yang kita mau karena udah ada orang yang berpusing-pusing ria buat kita. Udah gitu apa yang kita lakukan juga yaa pasti berhasil-berhasil aja, ga ada tuntutan lebih kurang dalam masyarakat.

Ngomong gue mungkin agak ngaco ya wkwk. Gue agak lelah sih mikirin hal ini berkali-kali dan berulang-ulang. Seakan-akan gue ada di ambang batas.. Apalagi dengan pilihan yang gue ambil, gue akan mengorbankan (agak) banyak hal. Dalam prosesnya, kayaknya sekarang gue juga kehilangan idealisme lama gue. It's hard to try :( Belom lagi akan ada beberapa orang yang yahh, gimana ya. Mind you, this ain't your life. Sacrifices are made for a better good!

Semoga pilihan ini yang terbaik!

No comments:

Post a Comment