Thursday, June 19, 2014

FBND

Halo! Gue baru aja menyelesaikan nonton sebuah drama Korea berjudul Flower Boy Next Door.

Sebenernya udah dari lama banget gue pengen nonton drama Korea, abis bagus gitu dan pendek serinya (jadi gak capek ati ngikutin). Tapi yagitu, dramanya kan gak ditayangin di Indonesia dan biasanya di dub which is so lame, dan agak males gak sih mesti ngikutin tiap hari kalo ketinggalan satu kali aja ya udah, lewat. Nah makanya dari dulu gue pengen minjem dvd-nya aja. Tapi gak kesampean sampai kemarin...

Jadiii gue dipinjemon harddisk temen gue yang ternyata OASE BANGET WOY. Semua ada disitu mulai dari drama Korea sampe The Sims. Aduh lopelope, Gab.

Okee balik lagi ke FBND! Ceritanya pas awal gak gitu unyu sihh malah cenderung membingungkan gitu hahaha aduh tolong gue gak mengerti. Mana cewek tokoh utamanya tuh kayak seorang hikokomori yang mengurung diri di rumah. Gue agak jijay gitu sama rambutnya yang kayak gak keramas :p Terus kesan pertama gue sama cowok tokoh utamanya dia kayak charming gitu rame yaah bagus deh. Dan ternyata, semakin ke belakang adegan unyu nya makin banyak horeee. Semakin cerita berlanjut si cewek, yang ceritanya takut sama dunia luar, mulai ngomong gituu aduh akhirnya. Terus dia juga mulai keramas :') Rambutnya bagus gitu setelah dia keramas, dan gue baru nyadar dia Park Shin Hye yang main di Ms. Granny dan stickernya ada di LINE omaigaat. Pantes ajee rambut ga keramas juga cantik -_-

she doesn't wash her hair either.. this series needs shampoo.

Gue juga lumayan suka sama tokoh sampingannya, si editor contohnya yang kocak banget mukanya ngakak gak nahan kalo liat dia selalu!!! Terus pas adegan mau nyuri mobil kakaknya Jin Rak juga si Dong Yoon tolol abis.. (dan si editor sama Dong Yoon akhirnya jadian cieee makin kocak ya kalian).

kurang kocak apa sih dia
Ada juga satu inspiring moment. Jadi ceritanya kebanyakan tokoh ini tinggal di semacam flat gitu, yang anehnya gak perlu bayar uang jaminan tapi kalau telat bayar sewa bulanan sehari aja bakal langsung didepak. Tadinya para penyewa gak tau apa sebabnya, tapi kemudian ketika ketauan siapa pemilik gedung itu (yang adalah si satpam ternyata..), si bapak menjelaskan alasannya. Dia ingat ketika muda dulu dia susah dan kelaparan, lalu dia berjanji akan membantu orang lain juga nantinya kalau ada orang yang mau menampung dia. Si bapak yang-gak-taunya-bijak-abis bilang, anak muda tidak perlu membayar jaminan karena dia tau anak muda itu gak punya modal awal, masa mesti bayar jaminan. Tapi anak muda masih bisa berusaha keras dan makanya, gak boleh telat bayar sewa bulanan. Kalau telat sehari aja ditolerir nanti akan jadi kebiasaan dan sebagainya. Gilaaaaaaaa bijak bangeeet. DUNIA INI PERLU ORANG KAYAK GITU LEBIH BANYAK WOY. *marah*


Anyway, ini film pantes untuk ditonton! Endingnya lucu banget kokk mereka, dan usaha yang ditampilin sepanjang seri ini supaya si cewek tokoh utama sembuh dari luka batinnya itu oke banget.

Monday, June 16, 2014

Books Books Books

I've been reading a lot these days. Like, omg it really brings back memories about how I used to 'consume' about two books a day, abandoning my school back in junior high. Makes me realize more how much senior high school 'consumes' me so that I don't even have enough time to finish a single book in a month. What a damn shame.
sayangnya sih minjem semua..
Now I get full ammunition of books from my really-unexpectedly-good-friends. No really they are indeed good people, it's only that they don't look like those who own lots of books and spend their spare time reading. I've known another friend (who I mentioned once here about his problem) who hasn't even read a single book his whole life. And then here they are, two kinda-jock guys who OMG OWN BOOKS THAT I'VE LONGINGLY WANTED TO READ SINCE A LOOOOOONG DECADE AGO. Never judge a fucking book by its cover. Right.


Books that I'm talking about here areee the Percy Jackson series by Rick Riordan! Okay, Riordan seems to be my another Rowling, while Percy is my other hero alongside Harry (HARRY IS INCOMPARABLE OKAY). Like, where the hell have I been, how could I not touch this amazing series?! Seriously reading them, I can feel the same, uh what, trembling thrill (?) as if I read Harry Potter years ago. I smile uncontrollably when Annabeth appears beside Percy, I turn the pages unpatiently when it comes to epic parts, hahhhhhhh :')


I finished 3 books within 3 days which is good compared to my high school days progress. And I am trying to make an even faster progress by setting aside my films and animes and dramas (a busy holiday I know). It's not the books that matter (well it does a bit) BUTTT the feeling of being a reader again really really makes me happy, I can now state that I am a book worm rather than I used to be a book worm.


YEAH FLOURISH&BLOTTS!

Friday, June 6, 2014

Review: The Curious Case of Benjamin Button

Another review after a break. I watched this on April so yeah, after some time forcing my brain for school stuff I lost a few details about the film so pardon me for the gajeness :(

The Curious Case of Benjamin Button. Udah lamaa banget film ini masuk wishlist gue, tepatnya sejak gue masih kelas 3 SD. Sebagai anak SD kekurangan bahan bacaan, dulu gue demen banget baca Kompas (hahaha). Jadi di bagian Klasika suka ada komik strip Spiderman yang kayaknya masih berlanjut sampe sekarang deh. Nah, sering juga ada review beberapa film dan suatu hari ada film ini. Fix parah sinopsisnya bikin gue penasaran dan pengeeen banget nonton. Tapi yah apa daya, sebagai seorang anak SD yang gak punya uang maupun sarana memadai, gue cuman bisa bilang pengen tapi nontonnya nggak. Barulah ketika gue baru tau torrent kemaren (SUPER TELAT SIH) gue inget lagi akan film ini dan download.

Gak nyesel nunggu 6 tahun buat film ini.



Jadi film ini bercerita tentang seseorang bernama Benjamin yang alur hidupnya kebalik, dia lahir dalam wujud orang tua duluan baru kemudian ketika orang-orang menua, dia justru menjadi semakin muda. Bahkan prolog kayak gini aja sukses bikin gue langsung penasaran mati buat nonton.

Dan ternyata ya emang ga nyesel :') Gue emang bukan tipe-tipe orang yang suka nonton film berantem gitu sih yang ada tokoh musuhnya dan sebagainya. Nah film ini bener-bener menceritakan kehidupan si Benjamin Button, jadi kita disuguhi perjalanan hidupnya dia gitu. Dan menurut gue banyak banget hal yang bisa didapat dari hanya menonton perjalanan hidup seseorang.

Sewaktu lahir, Benjamin dibuang oleh ayahnya dan ditinggalkan di sebuah panti jompo. Dia dirawat oleh Tizzy yang akrab dipanggil oleh Benjamin sebagai 'Mama'. Karena Benjamin tinggal di semacam panti jompo, jadi dia udah berasa salah satu diantara orang-orang tua itu. Lucu aja, orang-orang tersebut satu per satu meninggal dan kamar satu per satu kosong dan Benjamin menyaksikan semuanya. Lalu lambat laun akhirnya dia sadar kalo misalnya pertumbuhan dia terbalik. Ada adegan kocak dimana dia dibawa ke sebuah acara pelayanan gitu dan dia didoakan agar bisa berjalan. Lucu karena dia memang bisa berjalan karena ya emang di umur segitu dia udah seharusnya bisa jalan tapi orang-orang mengira itu sebuah keajaiban. Banyak lagi hal-hal freak tapi lucu di film ini yang gak bisa disebutkan satu-satu karena gue lupa. Tapi yang pasti hal paling keren sepanjang film adalah si Benjamin sendiri yang jadi semakin muda. Ya gimana sih, ngeliat si tokoh utamanya jadi makin keren.. 

Tapi sebenernya inti dari semua cerita itu adalah hubungan antara Benjamin dengan Daisy. Mereka pertama kali ketemu ketika Daisy berumur 6 tahun yang artinya saat itu Benjamin secara fisik berumur 74 tahun. Sebenernya mereka lucu bangeeet tapi sayangnya karena Benjamin terlihat tua banget jadi dia gak pantes kalo deket-deket sama anak kecil :( Terus mereka main bareng-bareng gitu udah kayak kakak adek (padahal fisiknya beda jauh banget umurnya!). Sesuai logika aja, kalo yang satu makin muda dan yang satu makin tua, pastilah akhirnya mereka ketemu ketika umur mereka udah di tengah-tengah kan? Fix banget jadinya sepanjang film gue nungguin kapan mereka sampai di titik ekuivalen (widihh) itu.

Karena kita bisa baca sendiri full spoilernya di Wikipedia gue skip-skip aja ya hoho. Ada beberapa bagian yang berkesan sih di film ini. Ayah dari Benjamin Button sebenernya adalah seorang kaya raya. Bersamaan dengan lahirnya Benjamin, istrinya meninggal dunia. Praktis setelah ia meninggalkan Benjamin, si papanya ini jadi sendirian. Nah menurut gue sih yang terjadi pada kebanyakan orang sama ya, pada akhirnya kita butuh seseorang untuk menemani kita apalagi di usia senja kita. Agak sedih saat papanya mencoba meminta maaf ke Benjamin dan memintanya untuk menerima warisan darinya dan sebagainya. Kemudian ketika 'Mama' Benjamin, Tizzy, meninggal, gue sempet nangis. Itu gila sedih banget apalagi emang cuma Tizzy yang ada buat Benjamin dari awal kehidupan dia. Kemudian adalagi Daisy yang menurut gue hubungannya dengan Benjamin kayak semacam tarik ulur gitu. Tapi kemudian sampailah kita pada satu titik dimana Daisy boleh dibilang ada di lowest point dia dan orang yang ada buat dia ya hanya Benjamin.

Lalu gue menyimpulkan satu pernyataan dari film ini, we all need people to be here forever alongside us and when we have there people we would consider them the best people on earth, someone we love. :')

Ah cheesy bener ah. Oke kembali lagi ke filmnya. Ternyata ending dari film epic ini sendiri so sweet banget.. Bagaikan dua kutub berlawanan, mereka juga berakhir di dua titik yang berlawanan. Setelah cocok di 'titik ekuivalen' tadi, Benjamin mulai tumbuh lebih muda lagi dan Daisy jadi semakin tua. Mereka punya seorang anak perempuan (yang menjadi pembaca dari buku diari Benjamin sejak awal film). Karena itu akhirnya Benjamin memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua karena tak sanggup harus hidup bersama sang anak tapi tak bisa menjadi figur seorang ayah yang tepat. Benjamin dan Daisy sempat bertemu lagi ketika Benjamin sudah menjadi seorang remaja 17 tahun. Setelah itu pertemuan mereka kembali terjadi lagi di tempat mereka bertemu, yaitu di panti jompo tempat Benjamin menghabiskan tahun-tahun pertamanya. Hanya saja saat ini Benjamin sudah menjadi seorang balita yang menderita dementia, dia tak ingat siapapun dan menjadi pemberontak. Di tahap ini Daisy akhirnya memutuskan untuk mengurus Benjamin. Di akhir film, Benjamin sekarang sudah tampak seperti bayi kecil sementara Daisy sudah berusia lanjut. Momen dimana Benjamin akhirnya menghembuskan napas terakhir itu keren parah. Selama Daisy mengurus Benjamin muda, Benjamin sama sekali tak tahu siapa dirinya. And then Daisy said.., "And in the spring, 2003, he looked at me. And I knew, that he knew, who I was. And then he closed his eyes, as if to go to sleep." SWEET PARAH.

Yak segitu mungkin review dari guee. Agak ga jelas sih memang kadang gue juga gangerti apa yang gue ketik h3h3h3. Tapi yang pasti, ini film mantep banget untuk ditonton.. Dan btw, gue baru sadar dari film ini kalo Brad Pitt emang seganteng yang orang-orang bilang (?) Biarpun agak mirip Thor sih dia..

The best lines throughout the movie:

Benjamin, we're meant to lose the people we love. How else would we know how important they are to us?
It's funny how sometimes the people we remember the least make the greatest impression on us.
"Would you still love me if I were old and saggy?" "Would you still love me if I were young and had acne? When I'm afraid of what's under the stairs? Or if I end up wetting the bed?"

Thursday, June 5, 2014

Ahoy


AKHIRNYA.

Seketika timeline Line gue dipenuhi sama sticker itu. Yapp, akhirnya UAS berakhir! Resmi selesailah tahun kedua gue di SMA. Ufff sedih deh nih, tapi bahagianya lebih banyak hahaha. No more studying!

Jadiii, setelah sekitar 5 minggu mati-matian ngejar ulangan yang dikebut dan puncaknya adalah 2 minggu terakhir ini (yang sukses bikin gue gak pernah tidur sebelum jam 12, termasuk malam ini..) akhirnya gue bebas! Buku-buku, anime, dan film menunggukuhhh! Ohya, gue lagi bahagia banget ternyata temen gue punya buku Percy Jackson banyak banget dan dia pinjemin gue. HOLY SHEET KEREN BANGET NOVELNYA. Fix jadi Percy-Annabeth shipper!

Sekarang gue sudah bisa mengingat rasanya tidur lelap kayak apa :')