Thursday, February 28, 2013

Review: The Alchemist / Sang Alkemis by Paulo Coelho

Ada banyak cerita soal buku yang kali ini.

Jadi sebetulnya ada dua buku yang judulnya mirip, The Achemist karyanya Paulo Coelho, dan The Alchemyst karya Michael Scott. Yang kedua lebih ke arah fiksi yang entertaining tapi yang gue baca adalah yang pertama, yang lebih sarat akan nilai.

Pas gue SMP, di perpustakaan gue itu ada Sang Alkemis, versi Indonesia-nya The Alchemist. Gue gak berminat gitu sama bukunya, karena kok bukan seperti buku yang punya jalan cerita, gue takut kalo itu cuma buku yang isinya renungan-renungan. Gak bisa buat menghibur di waktu luang. Waktu itu di perpustakaan gue yang cover-nya begini: 
Sang Alkemis yang dikasih tau Dean
Jadi sebetulnya Dean, temen sekelas gue pas kelas 8 dan 9 pernah bilang gini, "Na, coba baca ini deh bagus bukunya." Gue lupa dia kasih tau dimana tapi pas gue liat ke perpusnya, gue masih juga gak tertarik.

Dua tahun kemudian, gue menemukan buku ini lagi. Karena gue jadi suka sama bacaan yang filosofis dan semacam itulah, gue jadi niat minjem.

Dan asli, ini keren banget bukunya.

***

Sang Alkemis by Paulo Coelho

[SPOILER ALERT]

Sang Alkemis by Paulo Coelho

Santiago merupakan seorang gembala dan dia adalah mantan calon pastur. Dia meninggalkan seminari karena keinginannya untuk mengelilingi dunia, dan untuk mengakomodasi keinginannya dia menjadi gembala. Sepanjang cerita Santiago dipanggil 'Si Bocah' dan inilah faktor yang membuat gue malas membacanya sewaktu SMP dulu, karena gue pikir tokohnya tanpa nama dan cerita ini tanpa alur. Nyatanya alur yang disajikan sangat menarik meskipun tidak detail, karena penulis mementingkan maknanya.

Suatu hari Santiago sedang dalam perjalanannya pergi ke suatu toko untuk menjual bulu dombanya dan bertemu dengan putri tukang kain yang ia sukai. Sewaktu Santiago dalam perjalanan dan beristirahat di reruntuhan gereja, ia mendapati bahwa ia memimpikan hal yang sama berulang-ulang: Ia sedang berada di Mesir dan mendapatkan harta yang berlimpah. Akhirnya ia pergi ke Tarifa dan menemui seorang wanita tua yang merupakan seorang gipsi. Dikatakan bahwa ia mampu menafsirkan mimpi. Sang gipsi memberikan syarat untuk memberinya 1/10 harta yang nanti ia dapat dan memberitahu bahwa hartanya ada di piramida di Mesir dan ia harus pergi ke sana. Santiago menerima hal ini dengan malas karena sang gipsi hanya memberi tahu apa yang sudah ia mimpikan, tanpa tafsiran.

Kemudian Santiago dipertemukan dengan seorang raja tua yang bernama Melkisedekh dan raja ini memberinya saran yang sama agar mengejar hartanya di Mesir. Hanya saja Melkisedekh meminta bayaran 1/10 dombanya sebab menurutnya, kita jangan menjanjikan sesuatu dengan apa yang belum kita miliki. Karena jika demikian kita tidak terpacu untuk mendapatkan sesuatu itu. Melkisedekh memberikan petuah yang lebih mumpuni daripada yang diberikan si gipsi di Tarifa dan akhirnya Santiago betul-betul terpacu untuk pergi ke Mesir. Melkisedekh memberikan batu Urim dan Thummim untuk menentukan pilihan Ya atau Tidak.

Sesampainya di Afrika, ia dirampok. Semua hartanya yang didapat dari menjual dombanya dirampok dan akhirnya membawa Santiago untuk bekerja mengumpulkan uang di sebuah toko kristal. Disana ia memajukan toko itu dan akhirnya mendapat cukup uang untuk pergi ke Mesir, menyeberangi gurun dengan rombongan karavan. Di rombongan itu ia bertemu dengan seorang Inggris yang telah bepergian kesana kemari untuk menjadi seorang alkemis, yang menurut gosip telah hidup selama 200 tahun di oasis di Mesir.

Melewati situasi perang suku yang terjadi di gurun, rombongan itu akhirnya sampai di oasis. Di luar dugaan Santiago justru bertemu cinta sejatinya disini. Cinta yang berbicara padanya dalam Bahasa Buana. Ternyata jodohnya bukanlah putri tukang roti itu melainkan seorang gadis gurun yang tinggal di oasis. Di tempat ini Santiago akhirnya memutuskan untuk mengejar Legenda Pribadi-nya. Tetapi sebelum keberangkatannya ia membaca suatu pertanda yang memberitahunya bahwa serombongan pasukan akan datang menyerbu oasis. Ia memberitahukan kabar ini kepada kepala suku dan ternyata ramalannya benar. Ia diangkat menjadi penasihat oasis itu, persis seperti cerita Yusuf di Alkitab.

Kemudian karena tafsirannya, akhirnya ia dapat bertemu sang alkemis. Alkemis itu menetapkan hatinya untuk pergi melanjutkan perjalanan mengejar Legenda Pribadinya dan memberitahu masa depannya jika ia memutuskan tetap menjadi penasihat oasis. Santiago akhirnya pergi setelah ia ingat bahwa cinta tidak menghalanginya menuju Legenda Pribadinya, dan bahwa Fatima, nama gadis gurun itu, pun tidak menghalanginya untuk mengejar Legenda Pribadi-nya. Ia akhirnya bersama dengan sang alkemis pergi ke Mesir.

Sepanjang perjalanan, banyak hal baru yang dipelajari Santiago. Ia belajar mendengarkan hatinya yang berbicara dalam Bahasa Buana. Santiago dan sang alkemis sempat ditahan oleh sepasukan suku. Karena penahanan ini akhirnya Santiago mampu berbicara dengan gurun, angin, dan matahari. Sang alkemis senang karena ia telah menemukan murid yang sempuran.

Setelah dilepas dari penahanan, sang alkemis membawa Santiago untuk singgah ke sebuah rumah biarawan. Disini Santiago akhirnya melihat sang alkemis yang mampu merubah timah menjadi emas. Santiago minta agar diajarkan tapi sang alkemis hanya berkata, "Ini Legenda Pribadi-ku, bukan Legenda Pribadi-mu." Sang alkemis membagi emas itu menjadi empat, satu untuknya, satu untuk Si Bocah, satu untuk si biarawan, dan satu untuk diberikan kepada si biarawan apabila Santiago kembali membutuhkannya. "Apa yang terjadi sekali mungkin hanya terjadi sekali, tapi apa yang terjadi dua kali pasti akan terjadi lagi."

Santiago sampai di piramida di Mesir dan ia kembali membaca pertanda dengan melihat kumbang hitam, tanda kehadiran Tuhan di Mesir. Ia terus menggali sampai ditemukan oleh sekelompok pengungsi dari perang suku. Santiago tidak menjawab dan malah diperiksa oleh pengungsi-pengungsi tersebut yang menemukan emas di tasnya. Para pengungsi mengira bahwa Santiago menyembunyikan lebih banyak emas dan ia dipaksa terus menggali sambil dipukuli. Akhirnya Santiago berteriak bahwa ia mencari hartanya yang ada dalam mimpi (ia telah belajar bahwa ketika kau jujur malah orang akan tidak percaya dan menertawakan).

Seorang kepala rombongan akhirnya meninggalkannya dan menyuruhnya melupakan mimpi itu, ia berkata, "Kamu tidak akan mati. Kamu akan hidup, dan kamu akan belajar bahwa seorang lelaki tidak boleh bodoh. Dua tahun lalu, tepat di sini, aku juga mendapat mimpi yang berulang. Aku bermimpi bahwa aku harus berkelana ke ladang-ladang di Spanyol dan mencari sebuah gereja yang rusak tempat para gembala dan domba-domba tidur. Dalam mimpiku, ada pohon sikamor yang tumbuh di reruntuhan sakristi, dan aku diberitahu bahwa, jika aku menggali akar pohon sikamor itu, aku akan menemukan harta terpendam. Tapi aku tidak begitu bodoh sampai aku mau menyeberangi gurun yang luas hanya untuk mimpi yang datang berulang."

Lalu Santiago ditertawakan, dan Santiago balik menertawakan. Karena dia tahu tempat itu adalah tempat dimana ia pertama kali memimpikan harta di Mesir.

***

Cerita yang sangat bagus. Benar jika dikatakan ini adalah sebuah dongeng; dongeng modern yang menawarkan kepada kita nilai-nilai yang sangat bagus. Kita tau bahwa emas tidak bisa diciptakan dan mungkin tidak ada alkemis di dunia ini, tapi ada petuah nyata disini. Ketika kita begitu menginginkan sesuatu maka alam akan bersatu padu untuk mewujudkan keinginan kita. Gue pernah baca hal ini di blog Raditya Dika dan temen gue, Abner, juga pernah ngomong begini. Kita juga sebaiknya jangan mengabaikan pertanda. Harus lebih perhatian kepada lingkungan sekitar.

Menariknya lagi disini banyak juga diceritakan dongeng, jadi dongeng di dalam dongeng yang berkaitan dengan kisah di Perjanjian Lama. Contohnya cerita Yusuf dan cerita tentang perwira Romawi yang kata-katanya dipakai di misa Gereja Katolik sekarang, "Ya Tuhan saya tidak pantas Tuhan datang kepada saya, tapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh. Amin." Keren. Banget.

Ngomong-ngomong pertanda, apa ini cara Tuhan supaya gue baca ini sekarang dan bukan 2 tahun lalu? Who knows..

Rate 4.9 / 5.0

Review: Dwilogi Padang Bulan - Cinta di Dalam Gelas by Andrea Hirata

Yak kembali lagi ke review buku-bukuuu!

Jadi ini untuk menjawab pertanyaan kita semua di postingan gue yang ini, dimana Maryamah Karpov gak terjelaskan dengan baik di buku yang memakai judul namanya itu.

Sebelumnya lagi-lagi gue menemukan buku ini di LIA Pramuka dan... Gue peminjam pertama lhoo. Pas banget juga gue disuruh bikin resensi sama sekolah, jadi sebelumnya mari kita simak duluu resensi tugas sekolah gue. Ini asli bikinan gue ya dan gue nge-post ini setelah gue kumpulin sama gurunya yaa.

***



Epos Modern, Perjuangan Wanita Melayu di Atas Papan Catur


Judul               : Dwilogi Padang Bulan: Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas
Pengarang      : Andrea Hirata
Penerbit          : Bentang
Tahun terbit    : 2010
Cetakan          : Cetakan kedua
Tebal buku     : xiv + 252 dan xiii + 264
Harga              : Rp 76,500


Enong merupakan salah satu dari sekian banyak anak kecil di dunia ini yang tiba-tiba ditinggal oleh sang ayah tercinta. Hanya saja Enong merupakan segelintir dari mereka yang harus mengambil alih posisi kepala keluarga dan mencari nafkah. Enong terpaksa harus putus sekolah dan membuang jauh-jauh cita-citanya sebagai seorang guru bahasa Inggris. Setelah gagal merantau di Tanjong Pandan akhirnya Enong mengikuti jejak ayahnya, menjadi pendulang timah. Tekad si kecil Enong yang luar biasa telah melewati cobaan dari cemoohan hingga yang paling berat sekalipun termasuk percobaan pembunuhan dalam perebutan timah, tenyata memampukan ia menjadi pendulang timah wanita pertama di Belitong.
            Di dalam sekuel kedua dwilogi ini, Enong kembali mengalami cobaan. Kali ini ia berjuang untuk menegakkan emansipasi wanita di kampungnya ─dengan bertanding catur. Menjadi seorang wanita tak berpendidikan di sebuah kampung Melayu yang menganut syari’at Islam taat mengenai derajat seorang wanita sampai hukum muhrim membuat hal ini nyaris mustahil. Terlebih lagi Enong harus melawan kenyataan bahwa ia tak pernah memegang bidak catur dan bahwa catur merupakan simbolisasi seorang penghancur hidupnya, ─sang mantan suami.
            Kisah mengenai perjuangan hidup yang dialami seorang perempuan kaum marginal di daerah terpencil wilayah Indonesia ini dikemas secara apik dengan soft cover berhiaskan lukisan pelukis Bali, Budi Gugi, yang secara kurang lebih menggambarkan ceritanya. Pada Padang Bulan yang memang kental nuansa percintaannya, terpampang lukisan dua merpati di atas pohon yang cantik. Pada Cinta di Dalam Gelas, tampak orang-orang yang seperti ingin menyampaikan kesan sosial yang tergambar di masyarakat Melayu tersebut. Nilai tambah terutama didapat dari bersatunya dua buku dalam dwilogi tersebut. Hal ini selain memberikan kesan unik tetapi juga membuat kisah-kisah Enong dapat dibaca secara tuntas tanpa harus membawa beberapa buku dalam satu waktu. Menggunakan bahan kertas yang kuat namun lentur memberikan bobot yang ringan pada buku ini. Sehingga meskipun dengan ukuran 20x13cm, buku ini masih nyaman untuk dibawa-bawa.
Barangkali berbekal dari pengalamannya, Dwilogi Padang Bulan dipenuhi oleh perjuangan dan pembelajaran seseorang. Masih dengan gayanya yang menggunakan perbendaharaan kata Melayu membuat buku ini menjadi sarat makna tetapi juga menjadi pisau bermata dua, karena terkadang sulit dimengerti. Tak hanya tata bahasa, Andrea Hirata menawarkan jalan cerita unik yang tidak menjadi tren di masyarakat. Namun tak dapat dipungkiri hal ini membuat karya Andrea Hirata menjadi menarik. Masa kecil Andrea Hirata di perkampungan Melayu membuatnya telah melewati riset mendalam selama bertahun-tahun dan semakin mendetailkan latar cerita. Terlebih lagi Andrea Hirata menggunakan sudut pandang orang pertama sehingga ia semakin leluasa dalam mengisahkan segala sesuatu. Gayanya yang menyelipkan bahan tertawaan yang meskipun terkadang tidak diperlukan tetapi mampu membuat buku ini tidak kering dan melulu terfokus dalam satu titik. Turut menyuguhkan perspektif politik kaum marginal dan nilai-nilai yang terlupakan, Andrea Hirata telah menjadikan buku ini kaya akan makna kehidupan.
            Andrea Hirata merupakan seorang penulis kelahiran Belitong pada 24 Oktober dengan nama Aqil Barraq Badruddin. Saat Andrea menginjak usia remaja ia merasa terbebani dengan nama itu dan akhirnya berganti nama menjadi Wadhud, sebelum akhirnya menggantinya lagi menjadi Andrea Hirata Seman Said Harun. Lahir dan besar di lingkungan miskin di daerah terpelosok Belitong tidak membuatnya kehilangan semangat belajar. Ketika merantau di Bogor mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Nasib baik menyambutnya dan ia mendapat beasiswa Uni-Eropa untuk mengambil S2 di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University. Setelah lulus cum laude Andrea kembali ke tanah air dan bekerja di PT Telkom. Meskipun begitu hal ini tidak menguburkan niatnya untuk menulis. Iseng menyusun naskah Laskar Pelangi, ternyata novel pertamanya ini mendapat perhatian besar masyarakat yang membesarkan namanya hingga kini.
            Bagi pembaca setia karya Andrea Hirata, dwilogi ini sekaligus menjawab pertanyaan tak terjawab di Maryamah Karpov. Tetapi sesungguhnya melalui novel ini, Andrea Hirata mengajak kita untuk melalui Enong ─yang juga memerjuangkan emansipasi wanita di kampungnya─ untuk selalu tabah dalam menjalani kehidupan berikut lika-likunya karena seperti kata Enong, ”Aku telah menangisi ibuku semalaman, Boi, aku tak kan menangis lagi.” Masalah hari ini biarlah untuk hari ini tetapi kita tetap harus menjalani hidup. Melalui novel yang sama Andrea ingin menyuguhkan para pembacanya nilai-nilai yang telah lama terlupakan dan dikemas secara apik lewat cerita tentang perjuangan seorang wanita di atas papan hitam putih layaknya sebuah epos. Bahwa wanita itu tak pernah mengenal catur dan bahkan trauma terhadap catur patut menjadi catatan. Belajar tidak mengenal batasan dan ketika Anda mau, disaat itulah Anda mampu belajar. Dengan demikian belajar dengan keras hanya dapat dilakukan orang yang bukan penakut dan bertekad baja. Andrea Hirata sukses membuktikan bahwa novelnya dengan genre tak umum namun mengemas sisi lain kehidupan sehari-hari ini selain mampu menambah wawasan pembaca tetapi juga mampu disandingkan dengan novel percintaan remaja yang sedang tren. Tak hanya menyasar generasi muda yang haus akan nilai kehidupan, novel ini juga menyasar pembaca dewasa tak terkecuali pembaca lanjut usia yang ingin sekedar bernostalgia akan kehidupan masyarakat Melayu tradisional yang mulai pudar. 


***

Yak, seperti yang gue bilang di atas sih semua penilaian gue.. Ini membahas tuntas masalah Maryamah Karpov, saking tuntasnya sampai di novel yang kedua si Ikal gak pergi-pergi juga ke Jakarta. Gue suka sih sama novel yang ini, karena pemberian judulnya lebih baik daripada di buku sebelumnya.

Ohya.. Review gue gak asik tanpa spoiler! Jadi, kerennya disini itu permainan caturnya si Maryamah yang seperti menemukan rumah yang tak pernah ditemukannya, catur. Kerennya lagi dia berhasil membela martabatnya sebagai wanita dengan mengalahkan mantan suaminya lewat catur.

Gak enaknya adalah gue gak ngerti dengan timeline-nya. Di Maryamah Karpov, si Maryamah punya anak yang namanya Nurmi dan pandai memainkan biola. Tapi Nurmi sama sekali tak disebut di Dwilogi Padang Bulan. Selain itu seharusnya saat Ikal bertemu Nurmi di Maryamah Karpov, Ikal baru pulang ke Belitung dan belum bekerja di warung kopi pamannya. Disini Nurmi sudah dijelaskan bahwa dia adalah anak dari Maryamah yang disebut Maryamah Karpov. Tapi di Dwilogi Padang Bulan, Maryamah barulah disebut Maryamah Karpov setelah dia mengalahkan Matarom, mantan suaminya. Dan hal ini terjadi ketika Ikal sudah agak lama tinggal di Belitung. Bingung? Saya juga.

Anywayyy ini buku yang bagus buat kalian bacanya, ceritanya ringan tapi bahasanya tidak. Lumayan memukau!

Rate 3.6 / 5.0

Friday, February 22, 2013

Dufan part 2: D-Day!

Yak setelah sibuk ulangan dan ini itu, akhirnya hari ini gue dapet waktu luang (thanks God it's Friday!) untuk ngeblog. Sesuai dengan yang udah gue janjikan di post sebelumnya, gue bakal menceritakan tentang semua kejadian selama gue di Dufan bareng temen-temen X5 Crowded kemarin.

Satu hal yang pasti, dan terbukti: seru abis.


***


Janjiannya sih mau jam setengah 7, tapi ya janji cuma janji dan akhirnya kita baru pada ngumpul jam setengah 8. Tapi baguslah, ngaretnya gak lama-lama amat. Setelah udah pada ngumpul, ternyata ada tambahan 1 orang yaitu Rond anak X7. Kita fix berangkat pake bus transjakarta, yang ternyata masih rame.. Tapi ramenya gak over sih karena emang udah bukan jam masuk anak sekolah dan rata-rata udah pada ngejar yang bus pagi. Cewek dan cowok otomatis juga kepisah di bus bagian depan dan belakang. By the way, gue baru tau kalo ada semacam layar gitu di halte busway Slamet Riyadi (mungkin juga di halte sibuk lainnya) yang memberi info soal berapa menit lagi bus datang dari Ancol atau dari Kampung Melayu gitu. Yah meskipun kurang berguna juga.. Karena kemarin itu tulisannya '2 menit' terus padahal ditunggu 10 menit juga gak muncul-muncul. Meskipun begitu ternyata cukup membantu juga karena kita jadi tau, kalo misalnya tulisannya kosong semua artinya busnya juga kosong. Memang waktunya gak akurat tapi kami cukup yakin soal busnya kosong itu, karena tulisannya gaada. Akhirnya kita memutuskan untuk naik yang menuju Kampung Melayu lalu kita muter langsung dari sana. Tadaa.. Ancol, here we come!


Setelah empet-empetan sampe gue sesek napas... Akhirnya bus agak lowong dan gue langsung berkumpul ke rombongan temen-temen gue, karena tadi gue misah gitu gara-gara busnya keramean. Terus gue diceritain Febby... "Na, lo harus tau tadi si Vicky ngegodain si abang buswaynya!" "Hah?" "Iya, dia sampe mintai pin bbnya!" emang Vicky pake BB... Wkwkw gila emang. Tapi akhirnya..... Bus sepi juga. Dan sampailah kita di Ancol setelah berdesek-desekan!!!


Gila gak nyangka kita beneran sampe di Dufan, ber-20 pula.

Waktu kita nyampe masih jam 9 pagi dan tadinya kita mau sepedaan, tapi ternyata pada bilang kalo misalkan kita sepedaan sekarang, nanti kecapekan disana. Akhirnya kita foto-foto doang dan gak kerasa 1 jam telah berlalu. Udah jam 10 dan kita memutuskan masuk ke Dufan. Begitu masuk pintu gerbang, ternyata kita ketemu Starbucks. Dan.... seperti tahun lalu, hanya dengan menunjukkan kartu masuk kita bisa beli yang seharga Rp 10.000 dan tentunya dengan size yang jauh lebih kecil. Tapi gapapa. Gue memutuskan beli Coffe Frappuccino.

Coffee Frappuccino-nya gue sama Katrin

Gue sama Katrin udah norak-norak aja, terus gue ngaku deh sama dia, "Ga maksud norak ya, tapi ini pertama kali gue beli Starbucks...." "..GUE JUGA NA!!!" wakakaka I am not alone! Tapi rasanya biasa aja ah....

Tiba-tiba pada teriak katanya udah buka Dufannya. Kita semua akhirnya masuk tuh ke Dufan, dan.. udah kayak milik sendiri, jir. Sepi banget Dufannya! As expected!

Setelah itu kita buru-buru masuk untuk main Kora-kora. Ngeri abis, gue tapi penasaran sih pengen lagi, tapi selalu deh pas ngantri langsung lemes kaki gue, gak mau diajak melangkah. Nyali gue langsung ciut. Gue juga cuma berani duduk di paling tengah. Sumpah ya, naik Kora-kora itu emang sih ga nyeremin amat tapi pusing kalo liat ke bawah.. Gelinya juga...

Selesai naik Kora-kora.... Bom-bom car! Gue naik sama Vira yang gak mau naik sendiri. Pertamanya sih gue yang nyetir, lalu di pertengahan si Vira mau nyetir, yaudah gue kasih. Pas Vira nyetir... ngeri abis. Dia entah dengan sengaja ataupun tidak nabrak mobil orang terus, bagai menyerahkan diri ditabrak gitu. Udah gitu kuku gue hampir patah gara-garanya. "Udeh Vir sini gue aja yang nyetir!" gue panik. Eh tiba-tiba waktu mainnya habis. Okay..


Selepas dari main bom-bom car pada mau main Hysteria, yang terima kasih Tuhan, belum beroperasi. Gue akhirnya ngajak yang lain main Alap-alap. Alap-alap itu roller coaster yang buat anak kecil, semacam Halilintar mini dehh. Karena gue suka banget roller coaster tapi gak berani naik Halilintar, gue suka banget sama Alap-alap dari kecil. Gue kalap main Alap-alap. Eh itu kalimatnya berima ya..



Karena temen-temen gue juga pada kalap main kicir-kicir, gue juga gamau tau dong. Gue yang juga gak berani naik Kicir-kicir main Alap-alap sampe tiga kali! Ah seru banget, gue nyobain di paling depan, tengah, sama belakang. Breh, gue baru tau kalo duduk di paling belakang itu paling seru, paling kerasa sensasinya. Mantap!


Kemudian kita beranjak ke... Gajah Beledug! Seru, dan entah kenapa gajah gue ga mau naik turun... Tiba-tiba kita nyampe di Istana Boneka. Sebetulnya banyak yang serem tapi karena pilihannya cuma itu atau poci-poci, gue ikut yang Istana Boneka lah.. Di Istana Boneka itu.. serem abis. Boneka anak kecilnya mirip Chucky semua. Elis udah ketakutan aja tuh sama Febby. Udah gitu tiba-tiba baju kita jadi pada glow in the dark masa.. Sewaktu sudah agak lama di atas perahu, kita semua mulai iseng. Satu per satu turun dari perahu dan mulai manjat-manjatin ke panggung. Uh, seru abis!

Di atas panggung Istana Boneka

Ada kejadian menarik disini.... Tepen muntah. Baru pertama kali gue menemukan kejadian ada orang yang muntah selagi naik perahu di Istana Boneka. Katanya sih mabuk laut. Dimana lautnya, pen.. Hahaha! Ternyata selain Josh dan gue, ada juga yang gampang pusing.

Detik-detik sebelum hoekk moment.

Yowiss, langsunglah rombongan kami menuju Rumah Cermin. Serem abis disini, antara takut ditakutin sama ga nemu jalan keluar. Bedeh. Untungnya rombongan. Setelah selamat dari Rumah Cermin, kami langsung menuju Rumah Miring yang memang terletak berdekatan. Disini udah banyak yang teriak takut mual dan sebagainya, gue juga takut sih. Kita buru-buru dan.... tiba-tiba langsung keluar. Perasaan dulu tuh disini gak secepet itu deh, ini belom 10 detik aja kelar.

Kemudian gue ngikut yang lain jalan lagi. Kayaknya sih mereka mau main Halilintar.. Untungnya dapet ke 4D duluan dan menonton Happy Feet. Jujur ya, feel-nya lebih dapet itu kalo nonton yang gelondongan kayu, yang ini gue cuma ngakak-ngakak doang, gak serem-_-

Keluar dari 4D, gue dipaksa naik Ontang-anting. Sebenernya gue takut banget kalo pusing, apalagi kata Katrin Ontang-anting itu bikin pusing banget. Tapi ternyata kata Katrin yang bikin pusing itu bukan wahana yang ini, makanya gue berani coba. Ternyata... seru juga! Emang sih rada pusing apalagi awal-awalnya, aduh ampunnnnn! Tapi gue menemukan cara supaya gak pusing, yaitu dengan menatap objek bergerak kayak kita, jadi kita ga sepusing kalo liat awan, misalnya. Ini salah satu contoh teori relativitas nihh. Kalo misalnya kalian di mobil, jok mobil kalian akan terasa diam, tapi pas nengok ke depan pohon-pohon bergerak jauh ke belakang. Gue naik Ontang-anting sampe dua kali, dan ternyata seru juga.. Malahan bukan gue yang pusing. Haha ternyata gue strong juga!

Turun dari Ontang-anting, si Inang dengan gila masih naik 1 putaran lagi, sambil main hape. Iya, sambil main hape. Gilaa, orang-orang puyeng dia malah ngapel! Tapi akhirnya Inang turun juga dan dia ga naik lagi, kita langsung makan ke McD. Ah, gue udah mual banget gara-gara telat makan. Tapi akhirnya kita makan!^^ Sempet nyesel sih gak beli burger, tapi gapapa, gue sukses menghemat hehehe. Di McD kita lumayan lama, gue semeja sama Icha, Vira, Tepen, dan Deryan. Kita nongkrong dulu dan gue (sambil nyomotin kentang mereka) ngobrol dengan asik, sampe lupa gue kita ngobrolin apaan.

Keluar dari McD, ternyata di samping McD itu ada Perang Bintang, jadi langsunglah kita hajar. Sekali lagi ya ditegaskan, sama sekali gak ngantri. Dufan milik Crowded! Ahahaha. Disana akhirnya gue mengerti gimana cara main Perang Bintang, karena selama ini gue bingung.. Kok ngga ada apa-apa tiba-tiba gue dapet poin.. Atau, kok adek gue poinnya lebih banyak.. Gue tau itu ada target hijau yang harus ditembak, masalahnya gue ga bisa ngeliat pistol gue nembak kemana. Tapi ternyata ada laser berwarna merah dari pistol kita. Akhirnya gue mengerti. Yeah.

Perang Bintang. Aldo dan Deryan lagi ngapel.

Karena udah dari awal Perang Bintang pada bilang kebelet, akhirnya kita, terutama yang cewek-cewek, pergi ke WC. Kemudian karena masih kenyang akibat makan tadi, kita memutuskan naik yang ringan-ringan dulu, seperti Burung Tempur. Sebenernya sih ini sejenis Gajah Beledug ya... Ohya, lagi-lagi burung gue (kok enakan ngomong 'gajah gue' ya) gak bisa naik turun! Argh, kena kutukan apa sih. Gue juga satu Burung (serius ngomongnya gak enak) sama Josh.... yang mohon-mohon barengan karena dia juga takut. Wakakak! Kemudian karena dia takut Jenny, ─ceweknya─ cemburu. Sampe-sampe pas gak mau difoto segala, karena gue ogah rugi, yaudah gue suruh aja Icha yang ada di Burung (uhh) depan untuk nutupin si Josh. Dapet deh 1 foto!


Di belakang Icha ada yang lagi ngumpet

Ah, jadi inget. Pas gue baru balik dari WC, Icha tiba-tiba manggil gue, "Na! Itu cewek apa cowok sih?" dan sayangnya gue gak keliatan orangnya, takut juga sih kalo gue jadi nyari-nyari gitu. Nah pas naik Burung Tempur itu gue ngeliat dibawah orang yang dimaksud Icha. Aduh, dunia seperti mau kiamat. Gue juga pernah menjumpai orang-orang seperti itu pas tahun lalu ke Dufan. Apa di Dufan banyak orang seperti itu? Di detik itu juga gue menetapkan peraturan nomor 1 dalam hidup gue: gak mau kerja di Dufan. Kecuali jadi yang punya Dufan..

Pemandangan pantai Ancol dari atas Bianglala
Ngomong-ngomong soal yang punya Dufan, gue jadi inget kalo pembicaraan ini pernah terjadi. Setelah naik Burung Tempur, ternyata temen-temen gue yang lain pada mau naik semacam piring yang diputer-puter. Aduh gue gak tahan deh jadinya gue ngajak Josh, Steven (yang baru muntah ituu), sama Deryan untuk main Bom-bom Car lagi. Sialnya, tempatnya agak rame. Emang sih gak rame yang gimana-gimana tapi untuk ukuran Dufan yang sepi banget itu, gue dan teman-teman jadi males untuk ngantri bahkan biarpun cuma 10 menit. Akhirnya kita naik.. Bianglala! Tadinya Bianglala mau dijadikan pilihan terakhir untuk sekalian melihat sunset, tapi gue tidak menyesali pilihan ini kok huahaha. Di Bianglala dapet beberapa foto bagus dan ternyata temen-temen gue yang tadi lagi main Halilintar, jadilah kita main Bianglala. Sialnya selama di Bianglala kaki gue kram, jadi gak bisa menikmati panorama sampai gimana banget. Cuma gue sama yang lain jadi sadar kalo Dufan itu gede banget, apalagi Ancol-nya. Kita jadi mikirin seberapa banyak coba income si pemilik Dufan.

Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Republik Indonesia ternyata waktu telah menunjukkan pukul 14.40, gue langsung pergi ke Treasure Island: Temple of Fire dan kita nyiapin tempat untuk yang lain. Sewaktu lagi jalan tiba-tiba gue merasa ada yang manggil.. Ternyata ada Febby, Thingthing, Luisa, dan Vicky yang lagi naik Kora-kora. Yah bisa dibayangkan ya di tempat seluas itu bahkan teriak-teriak aja kedengeran, antara tempatnya yang sepi atau mereka pada toa. Jadinya gue duluan ke Treasure Island-nya. Dua menit sebelum show dimulai, datanglah mereka berempat. Rombongan yang tadi main Halilintar udah gak tau kemana, akhirnya mereka ketinggalan deh.

Awalnya itu show-nya krik banget. Bahkan sampai lampu panggungnya dimatiin dan udah pada mau keluar lagi, eh ternyata belum! Kemudian akhirnya sampai di bagian keren dimana panggungnya kebelah dua dan.. Panggung bagian dalamnya keren abis. Efek apinya bener-bener mantap, semuanya deh mantep. Seruan ini daripada yang Cowboy di Taman Safari, menurut gue sihh. Ngomong-ngomong pemeran ceweknya namanya Dora.. Dan pemeran utama cowoknya mirip Pak Margus..
Efek yang super duper.
Dan ini bukan efek ter-wah.

Bersama pemain Ozi.

Bersama pemain kece.

Setelah itu kita langsung keluar arena show, pas banget ngeliat Tornado. Akhirnya sembari menunggu temen-temen yang tadi kita tinggal, kita nonton orang naik Tornado deh. Lalu gue tanya ke Lui, "Eh perasaan dulu ini lebih ekstrem ya? Sampe diagonal gitu." Kemudian baru lah Lui cerita.. Ternyata dulu temen mamanya pernah liat ada 7 orang jatuh dari Tornado. Asli serem banget. Emang sih seperti gosip doang tapi coba deh, kalo misalnya gosip masa iya beneran jadi gak se-serem dulu? Selagi asik gosip, sampailah teman-teman yang lain. Ternyata mereka naik abis naik Kora-kora 2 kali berturut-turut. Gila berani abis.

Ternyata... ada juga temen gue yang mau naik Tornado! Gilaaa, mereka adalah pacarnya kakaknya Darryl, Darryl, Deryan, Inang, Vicky, Luisa, Yolanda, Elis, dan Icha. Entah apa ada yang ga kesebut, tapi serius, gue bangga menjadi ketua kelas mereka. Seumur-umur gak pernah tuh ada orang yang gue kenal berani main Tornado.

Pas mereka selesai main Tornado, mereka pada cerita. Sebenernya itu lebih pusing naik Kicir-kicir, tapi kalo di Tornado ngerinya itu jatuh, karena Icha bilang dia hampir molos sampai nahan pakai kaki. Nah yaudah nih, setelah Tornado kelar..... It's show time!

Tibalah ke momen yang paling gue tunggu, main Niagara-gara. Niagara-gara menduduki peringkat pertama mainan terekstrem yang paling gue suka. Asik aja gitu, dan seremnya gak lama-lama. Niagara-gara juga merupakan wahana paling ramai di Dufan, ngantrinya bisa sampai 30-40 menit, tapi karena nunggunya bareng temen, tetep asik dong XD. Seru banget mainnya, gue gak kebasahan gara-gara depan gue Aldo, dan untung juga karena depannya Aldo begitu nyungsep ke depan ada dia! Hahah :D

Begitu Niagara-gara kelar, anak-anak langsung menuju ke bagian klimaksnya, main Arung Jeram. Ternyata pas jalan kesana, pada tergoda untuk main Halilintar. Akhirnya gue cuma duduk nungguin Vira dan Icha ke toilet begitu anak-anak pada keluar abis main Halilintar. Ehh datanglah Thing-thing, yang dengan kata-kata ajaibnya bilang sama gue, "Ayo naik aja Na! Sumpah gue juga takut tapi ternyata kalo merem itu gak berasa apa-apa sama sekali!" Disusul sama temen-temen yang lain, "Kesempatan sekali doang loh Na! Mumpung diskon!" "Cuma 1 putaran!" akhirnya gue tergugah untuk naik.

Sekali lagi kalo belum jelas, NANA TERGUGAH MENCOBA NAIK HALILINTAR. Dan akhirnya gue berlarian kecil di tempat antrian, untuk naik Halilintar. Sempat ada Josh dan dia kaget gue naik Halilintar. Tapi serius deh, pas jalan itu kaki gue gak selemes ketika gue mau naik Kora-kora. Berdasarkan pengalaman Alap-alap, gue milih tempat duduk di paling depan. Emang sih sekilas paling serem tapi kalo di belakang itu lebih kerasa. Pas duduk gue udah mau turun lagi karena gue takut pas jungkir baliknya itu. Gue tanya sama Icha, apa kalo jungkir balik badan kita kayak turun gitu? Ternyata Icha bilang engga. Gue gajadi turun. Tapi gue cuma buka mata beberapa milidetik pertama, dan selebihnya gue tutup mata. Gak kerasa...... Tau-tau Halilintarnya berhenti, yak, gue baru saja memainkan wahana itu! Gilee, seru banget. Bukan seru sih, tapi seneng aja karena itu pembuktian.. Gue berani naik Halilintar! Asikkk!

Meskipun begitu tetep di hati gue, Alap-alap yang paling top markotop! Bukan apa-apa, kalo naik Alap-alap gue tetep bisa buka mata dan sensasinya berasa gitu wahaha.

Nah, tadi gue udah bilang kan kalo Arung Jeram itu klimaks kita? Setelah tertunda karena Halilintar, jadilah kita menaiki Arung Jeram. Gue udah bawa lengkap bajunya nih, gara-gara udah pernah kejadian gue main Arung Jeram eh gak bawa baju. Pertama mainnya itu gak basah. Awalnya udah mau udahan tapi karena masih banyak waktu, gue dan teman-teman naik lagi. Kemudian masih gak begitu basah, akhirnya naik lagi. Naik lagi. Naik lagi. Pokoknya ajakan, "Lagi yuk?" udah gak bakal ditolak deh. Sampai terakhir udah jam 6 kurang dan gue udah mau udahan. Ehh tiba-tiba anak-anak cowok pada dateng mau main lagi, tergoda lagi lah gue... Pas main sama anak-anak cowok itu baru deh bener-bener basah karena kesirem, selain itu pas dapet boat yang tengahnya bolong. Beuh. Tadinya gue kira itu terakhir kali main Arung Jeramnya, tapi karena belum tutup kita mau main yang buat penutupan. Ini bener-bener klimaks karena selain boat-nya bolong kita juga minta dicepetin. Di putaran terakhir ini selain basah banget kita juga mengucapkan wishes semoga anak-anak Crowded naik kelas semua. Bener deh gue ngerasa beruntung banget karena pergi hari itu dan... gak rela kehilangan mereka.

Setelah itu udah bener-bener gelap dan Arung Jeram-nya juga udah tutup. Setelah ganti baju, kita berbenah dan meres-meres baju. Gue jadi mengerti perasaan mbak gue, mama gue, nyuci celana jeans yang sedemikian berat dan susah untuk diperes.

Ohya, ngomong-ngomong kita juga ngitungin tuh main Arung Jeram sampai berapa kali.. Dan menurut berbagai sumber....

GUE MAIN ARUNG JERAM SAMPAI 8 KALI.

Bener-bener hari yang gila, sekaligus seru. Selagi gue sibuk berbenah ternyata temen-temen gue lagi pada naik Hysteria, lalu kita pulang deh setelah sebelumnya foto-foto di Bianglala yang juga ga sempet dinaikin mereka, tapi gue udah.. Hehehe.

Mantap
Sebenernya sempet nyesek karena mainan remeh temeh yang bagus untuk foto-foto, seperti Merry Go Round malah ga bisa dimainin. Tapi tetep asikkk apalagi bagian Arung Jeramnya! :3

Pulang-pulang perut gue udah keroncongan dan terselamatkan oleh rotinya Vina. Kita naik bus transjakarta yang gak sepenuh tahun lalu. Gue dapet tempat duduk kali ini karena emang udah capek banget dan sebelumnya kram lagi untuk keempat kalinya (kram ketiga terjadi saat mengantri arung jeram untuk kesekian kalinya). Gue dan beberapa teman yang lain turun di halte Slamet Riyadi yang ada di depan FV karena emang banyak di antara kami yang pulangnya dijemput disitu. Dari FV gue, Luisa, dan Icha naik taksi sampai ke depan rumah masing-masing. Syukurlah karena emang udah capek dan laper banget.. Pulangnya gue langsung mandi dengan heboh gara-gara gosipnya sih air di Arung Jeram itu air danau. Kemudian setelah main sebentar gue langsung tepar. Bener-bener bersyukur udah menyicil PR untuk hari Kamis..

***

Seru banget jalan-jalan kali ini! Emang sih kurang foto nih, tapi untungnya ada htc Deryan dengan kamera yang canggih banget. Bener-bener ngerasain yang namanya quality time di sini apalagi bagian Arung Jeram :p

Gue juga gak bakal lupa kalo pertama kali gue ke Dufan berani naik Ontang-anting sama Halilintar itu pas bareng Crowded! Gila, naik Halilintar itu udah kayak Mission Impossible kali buat gue. Makasih banyak untuk semuanya, Tuhan memberkati kita! Amin!



Wednesday, February 20, 2013

Study 'Till You DIE!

Mayoritas dari pembaca blog gue (yang adalah temen-temen gue T_T) pasti kenal Jesslyn. Yap, dia adalah sepupu gue yang paling kecil tapi juga yang paling cerewet, sehingga otomatis membuat dia adalah yang paling lucu.

Salah satu kebiasaan dia adalah dia gamau dibilang anak kecil. "Ihh aku kan udah gede! Udah playgroup!" dia pasti selalu ngomong begitu. Yang juga lagi ngetren adalah, "Aku bentar lagi udah gede lho! Udah mau TK!" dan dia ga bosen-bosennya nanya sama gue, "TK A apa TK B dulu?" Tapi ternyata pada suatu hari pertanyaan ini berkembang.

Jesslyn lagi suka pamer di rumah kalo dia itu belajar bahasa Inggris sama Mandarin di sekolah. Jadi pada suatu hari, pas dia lagi nanya-nanya soal "SMP apa SMA duluan" gue iseng-iseng jawab pake bahasa Inggris.

Jes : Abis TK apa?
Gue : Elementary school!

Terus dia udah mulai ketawa-ketawa nih.

Jes : Wakakak (atau khkhkh?) Elementai skul itu apa?
Gue : Itu SD.
Jes : Abis elementai skul?
Gue : Junior high-school!
Jes : Akakak! Abis junskul?
Gue : Senior high-school!
Jes : (masih terkikik geli) Abis senshu?
Gue : University!
Jes : Abis Ufefity?
Gue : Then you work!
Jes : Abis itu? (gasanggup ngikutin Inggris gue lagi wakakak)
Gue : Then you'll get married!
Jes : Abis itu?
Gue : *bosen* Then you DIE!
Jes : (ketawa geli) Buset! Panjang amat sekolahnya!

Setelah itu gue juga jadi ngakak sendiri. Selama ini gue fokus ngasih tau dia siklus kehidupan tapi dia malah nganggep semua itu masih sekolah. Yakali mati itu sekolah..

Meskipun begitu kayaknya Jejes masih pinter deh. Gue inget banget dulu [pas gue masih 5 tahun adek gue nanya begini ke tante gue, "Emangnya jiji (panggilan tante) pernah sekolah? Jiji kan lahir langsung kerja!" gue cuma diam dan berpikir, ini orang bego banget.

Tapi bener juga sih kata-kata Jesslyn (bukan kata-kata adek gue..) kalo hidup ini sekolah. Bukan sekolah dalam arti pake seragam terus duduk diajar sama guru, engga. Tapi dalam hidup ini kita akan selalu belajar. Bahkan jujur aja sih, pelajaran yang kita dapat dari hidup itu kadang lebih meaningful daripada apa yang kita dapat di sekolah. Kalo di sekolah kan, kita masih bisa nyontek. Tapi di kehidupan, kita bener-bener survive atas diri kita sendiri dan ga bisa nyontek orang lain. Bukan masalah plagiat atau jati diri (gue kan ga ngomongin snsd sama cherrybelle huhuhu) tapi hidup lo, lo yang ngejalanin sendiri, lo satu-satunya yang merasakan hal yang lo rasakan itu. Orang lain gabakal mungkin bisa merasakan 100% hal yang sama.

Anyway, selamat ulang tahun ya Jesslyn. Akhirnya 19 Februari 2013 ini Jejes udah 4 tahun! Ciee mau jadi anak TK A! (plis jangan nanya lagi duluan TK A atau TK B?) Ternyata memang benar ya Jejes udah gede, buktinya udah perhitungan. Kalian harus tau Senin kemarin seharian dia nagihin, "Cece udah beli kado belom?" tanpa mengetahui kalo..... gue bokek. Huaaaa :'( Tapi tetep, sehat selalu yak!

Hem bersamaan dengan post ini gue juga mengucapkan HAPPY BIRTHDAY! Buat Clara, sepupu gue yang paling gede yang udah jadi 8 tahun pada 15 Februari kemarin. Semoga sehat-sehat dan belajarnya makin pinter ya!

Kemudian... Gue sebenernya pengen ngucapin selamat ulang tahun buat Clement, adeknya Clara yang akan berumur 5 tahun 20 Februari nanti (sehari setelah Jejes). Tapi karena harinya belom nyampe, ntar aja yaa gue update buat ngucapin dia!

[UPDATE 20 Februari 2013]
Happy birthday Clement! Supaya gak pelit-pelit kalo cece mau nonton film kesukaan cece, makan yang banyak ya!

[/]

Fyi, adek kandung gue ulang tahunnya juga Februari. Sebagai anak emas gue memang harus mengalah ulang tahunnya Mei sendiri.. Huahh gapapa deh lebih spesial daripada keroyokan wakak.

Tuesday, February 19, 2013

Dufan part 2: The Beginning

Gila, besok gue ke Dufan lagi.

Waktu jaman-jaman masih baheula, dimana blog ini masih berantakan, gue pergi ke Dufan sekali, bareng temen-temen gue. Gue pergi ke Dufan setelah sekian lama (banget) ga ke Dufan lagi.

Sebenernya sih jujur aja, gue ga begitu suka pergi ke Dufan.

Kenapa? Karena.. Gue orangnya rada vertigo gitu, cepet pusing. Jadi banyak wahana yang gue ga bisa mainin. Udah jadi kebiasaan juga kalo misalnya gue pergi bareng temen, pasti dipaksa naik ini itu :( Tapi gak tau kenapa, sekarang gue seneng aja gitu begitu tau kalo besok ke Dufan bareng temen-temen sekelas.

Manusia itu merupakan mahkluk yang menggunakan perasaan, seringkali perasaannya itu menentukan sikapnya terhadap diri sendiri, yang akhirnya berdampak kepada sikap dan perasaan dia terhadap orang lain. Setelah gue 'memperbaiki' perasaan tersebut, gue mulai bisa ngebawa enjoy dan berpikir, yah kalo ga begini namanya gak seru. Biarpun kadang jengkel, tapi seenggaknya, gue ga selamanya dibikin bete kan? Apalagi setelah gue mulai mendobrak segala mind-set gue untuk bergumul dalam satu lingkaran. It will all get better in the end.

Jadi salah satu alasan gue menerima ajakan ke Dufan adalah.. Diskon mamen. Pas gue ke Dufan bareng Reyka, Bella, Abner, Regi, dan Clifford kemarin, kalo gasalah tanggal 31 Mei atau Juni, dan hari itu merupakan hari terakhir promonya Dufan juga. Masalahnya ternyata gue baru sadar kalo tanggal gue pergi itu merupakan tanggal terakhir juga tarif Dufan untuk weekdays Rp 190.000. Nantinya setelah hari itu, tarifnya akan menjadi Rp 235.000 dan gue merasa beruntung untuk datang hari itu. Karena pikiran gue, diskon kayak gitu udah gak ada lagi dan kalaupun ada gak mungkin jadi Rp 80.000, soalnya turunnya bakal lebih jauh dong harganya, pikir gue. Tapi ternyata temen gue berhasil mendapat info ada promo baru Dufan khusus pelajar.

Promo Dufan khusus pelajar
Jadi dengan mengumpulkan minimal 15 orang dan membayar H-2, kita bisa dapet diskon jadi Rp 80.000 buat weekdays. Mantap. Asiknya lagi, besok itu bukan libur nasional tapi libur karena kakak kelas Try Out, yang which is gak semua sekolah libur. Oleh karena itu, dapat diprediksi besok bakal sepi. Setidaknya jauh lebih sepi daripada kunjungan gue kesana tahun lalu :)

Alasan kedua adalah karena sama temen-temen. Gue tiap kali ada acara pergi cuma seneng karena sama temen-temennya doang. Buat gue destinasi-nya cuma jadi prioritas gue yang kedua deh tiap ada darmawisata atau study tour.

Alasan ketiga hampir mirip dengan alasan kedua, tapi lebih spesifik: temennya lebih banyak. Gatau kenapa pergi rombongan itu asik dan biarpun rentan misah-misah, tapi enak aja gitu dibawa seru. Udah gitu dengan banyaknya rombongan gue jadi bisa menemukan beberapa yang punya destinasi maupun avoided destination sama. Contohnya Josh, terlepas dari artikel 'Mari Membaca' ternyata dia sama banget kayak gue.. Dia ga bisa naik Halilintar, Tornado, Hysteria, dan Kora-kora (biarpun gue bisa tapi mungkin di tengah). Udah gitu dia juga bisa naik Niagara-gara. Asek. Pilihan kedua jatuh pada Aldo yang biarpun badannya segede gaban, dia gaberani naik wahana-wahana itu. Ada juga Vira, yang agak ekstrem. Dia gak bisa naik alap-alap... (bakal gue paksa kok huahaha)

Akhirnya besok kita akan berkumpul di sekolah kayak waktu mau pergi ke sekolah biasa dan kita akan pergi bareng ke Dufannya naik bus transjakarta dengan mengejar tarif pagi yaitu hanya dengan dua ribu perak saja. Seneng deh, ternyata temen-temen gue ini hemat juga wkwkw. Udah gitu akhirnya gue gak akan nunggu-nunggu cengo lagi di sekolah. Dan biarpun gue nunggu, temen-temen gue pun ada beberapa yang bakal tetep dateng pagi kayak Icha sama Thing-thing. Ahh, it is so nice to have the same feeling like I did in the beginning. <3>

Anyway gue akan mem-posting semuanya di blog ini sekembalinya gue nanti. Sebisa mungkin juga gue sediakan dokumentasi yaa. Ohya, doakan juga semoga semua berjalan lancar. Amin!

Mari Membaca [UPDATED]

[15 Februari 2013]

ITU BUKAN JUDUL LAGU!!!

Kata 'mari' itu banyak banget digunakan ya. Gue inget pas kelas 3 SD dulu, lagu pertama yang bisa gue mainkan dengan suling ─yang juga alat musik pertama yang gue mainkan─ adalah 'Mari Menyanyi.' Liriknya cuma: Mari menyanyi. Bersama-sama. Riang gembira.. Dan nadanya cuma: (gue ga pinter menulis not angka, jadi huruf aja ya wk) c c b a g . a a g f e . d d e f . g g a b c. Sederhana sekali. Gue langsung apal, padahal gaboleh ngapal, wuahaha.

Tapi serius, kali ini judul tadi to the point. Gue pengen menghimbau kalian supaya membaca buku.

Barusan di sekolah gue disuruh buat kerangka pidato gitu dan gue bikin mengenai event Hari Membaca Sedunia. Entah mungkin hari raya tersebut baru ada setelah Pak Presiden mendengar pidato gue lalu terharu dan menjadikan Hari Membaca sebagai hari raya nasional lengkap dengan libur nasionalnya atau tidak, intinya gue membahas soal ajakan membaca.

Salam ─ salam kepada audiens.

Pendahuluan ─ pentingnya membaca bagi remaja.

Isi ─ trik membaca yang benar, bacaan bermanfaat, manfaat membaca.
Kesimpulan ─ membaca penting bagi remaja.
Penutup ─ permintaan maaf kepada audiens, harapan.

Yah kira-kira begitu deh. Gue ngebuat ini atas dasar gue suka banget ngebaca buku terlebih lagi komik. Malah kalo komik lebih pol, biarpun jalan ceritanya lebih sedikit dari novel sih. Tapi ngaku deh, mending baca ulang novel apa komik? Komik lah!

Permasalahannya adalah gue gak nyangka kalo secepat itu gue menemukan audiens yang tepat bagi pidato gue nantinya.

Di kelas gue sejak ada tugas resensi novel makin keliatan tuh, mana-mana aja yang suka baca novel dan ternyata emang banyak banget. Jadi kehadiran si orang yang satu ini cukup mengagetkan gue. Josh.

Josh : Astaga, Na!
Gue  : Hah?
Josh : Itu buku tebel banget!!! Lo sanggup tuh? (menunjuk buku yang cuma 600 halaman. Iyalah cuma, lo pikir Harry Potter  yang gue baca itu 20 halaman?!)
Gue  : I.. Iyalah..
Josh : Gue seumur idup belom pernah baca 1 novel pun sampai selesai!

Sabar ya Jenny. Inilah pacarmu.

Serius gue speechless. Gue pernah sih ketemu orang yang ngaku gak pernah baca 1 novel sampe abis. Tapi selama ini samar-samar ingatannya, gue jadi menganggap itu cuma khayalan gue aja. Abisnya gue bingung, masa gak pernah baca 1 novel sampe abis!? Seenggaknya buku apa kek gitu yang ringan-ringan. Tapi gue kagetnya selain karena Josh yang belom pernah baca abis 1 novel tetapi juga karena.. dia lebay banget. Setidaknya gue gak pernah ketemu orang yang syok liat orang lain baca buku tebel o.O Ternyata Josh kacamatanya doang nih yang tebel.

Btw, gue jadi inget gara-gara Sabtunya gue nonton Harry Potter and the Sorcerer's Stone, ada percakapan begini:

Hermione : I checked this out weeks ago for light reading.
Ron      : This is.. light?!
Hermione : *stares*

Sooo cute! Who expects they're going to be spouses?!

Kembali ke percakapan itu.. Gue jadi berasa Hermione :3 Dan Josh jadi Ron-nya. Eh tunggu dulu.. TERUS NANTI GUE NIKAH SAMA DIA!? AARGHHH TIDAAAAAAKKKKKKKKKKKKKK!!! *uhuk* Canda kok, Josh kan bukan Ron banget dia gapunya rambut merah:3 Dia juga bukan anak ke-6 dari 7 bersaudara hihi. Syukurlah kalau begitu gue tidak berjodoh dengan dia.. :'D Duh maaf ya gue ngga jelas.

[UPDATE 19 Februari 2013]

Nah, ternyata tadi gue menghadapi kenyataan mengerikan... Gue menemukan seorang lagi temen sekelas gue yang belom pernah ngebaca 1 novelpun sampe abis sepanjang hidupnya. Katrin.

Dia tadi tiba-tiba nanya begini, "Na, seumur idup lo, lo udah baca berapa buku?" "Hem gatau ya banyak, ratusan mungkin." "GILA! Gue aja seumur-umur gapernah baca 1 novel pun sampe abis!" Gantian gue yang syok. Josh is not alone.

Lalu Katrin menambahkan, "Yang gue pernah baca itu yang Summer-summer apa gitu.." "Summer in Seoul?" "Iya itu, itu gue baru setengah. Yang Mamamo juga ngga abis." "Hah? Mamamo itu novel yang lo pake buat resensi kan?" "Iya" "Lo belom baca abis?!" "...Belom."

Selamatkan aku Tuhan.

Monday, February 18, 2013

Rage Comic

Berawal dari perkataan Yola, "Na, buatin komik kayak 9gag dong buat kelas kita." "Ah gue males kalo harus buat di paint, emang ada programnya?" "Iya ada."

Okelah.

Gue selama ini ngeliat orang-orang bikin rage comic tapi gue males bikinnya. Kenapa? Karena gue pikir selama ini mereka bikinnya pake paint! Tapi ternyata ada cara yang lebih mudah. Gash.

Jadi gue tadi nyoba bikin sebuah rage comic yang menyindir tentang keadaan kelas yang udah gue ceritakan sebelumnya. Sebenernya dari gue main 9gag pun yang gue tunggu-tunggu kalo bukan gambar-gambar keren tapi terutama rage comic-nya. Enak aja gitu bacanya. Dan satu hal yang gue tau dari 9gag adalah gimana nyindir tapi bisa bikin orang ngakak. Well, mungkin yang kali ini gak bikin kalian ngakak tapi setidaknya gue menyalurkan pikiran gue disini. :D

Melalui rage comic ini gue ingin meyakinkan sekali lagi, rage comic yang di-translate atau dibikin ke bahasa Indonesia itu jadi ga seru...

Kalian bisa coba bikin rage comic kalian sendiri di sini dan caranya gampang banget. Kalo mau nambahin panel, tinggal ke sebelah kanan dan disitu ada icon "+PANEL" atau "-PANEL". Kemudian kalo mau ganti-ganti karakter tinggal ke sebelah kiri, disitu ada menu dropdown yang bisa kalian pilih mulai dari "Neutral", "Female Black", "Female Brunette" dan lain-lain. Ohya, itu emang agak lama kok loading karakternya. Selain itu kalo mau maksimal kalian harus punya Flash Player 10 atau keatas (kalo ada). Di bagian atas kalian bisa nambahin text-nya. Kemudian kalo udah jadi di pojok kanan atas ada "Save/Load", nah klik aja. :D Selamat mencoba! (nb. Pas nge-save, biar gambarnya muncul jangan lupa file name-nya ditambah ".png" dibelakangnya)

Berikut ini adalah rage comic pertama gue, yang gue dedikasikan untuk kelas gue.

rage comic CROWDED by:nana

Sunday, February 17, 2013

Si Lemah Kecil, Miskin Tersingkir, dan Sakit Cacat


Kemaren ini sekolah gue mengadakan jalan salib. Waktu itu hari Jumat dan ada beberapa insiden yang terjadi.. Salah satunya membawa gue tergerak menulis postingan ini.

Jadi, tema Aksi Puasa Pembangunan 2013 ini adalah “Mari Beriman, Mari Bersaudara, Makin Berbela Rasa” dan begini sepenggal dari Kata Pengantar-nya:

Yesus menyerahkan diri-Nya untuk menanggung dosa-dosa kita, Ia mau menjadi saudara kita, mau berbela rasa dengan penderitaan kita dengan mau menderita sampai wafat di kayu salib, karena menanggung dosa-dosa kita. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga mau bersaudara dan berbela rasa dengan saudara-saudara atau teman-teman kita yang berkekurangan sehingga mereka dapat teringankan penderitaannya dari kemiskinan, menjadi teman bagi mereka yang kesepian, sakit dan cacat?

Kata pengantar yang tadi emang ga dibacain, karena itu kata pengantar bukunya. Tapi yang dibacain adalah yang ini, dan merupakan ‘sambungan’ dari penjelasan tema sebelumnya. Inilah penggalan yang menarik perhatian gue:

...Kita  juga diingatkan untuk berbela rasa pada yang lemah, kecil, miskin tersingkir, dan sakit cacat. Hal ini sesuai dengan tema APP 2013 KAJ: “Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin Berbela Rasa.”

Gue udah mulai nyesek.. Terus pas Perhentian 1 ada kalimat begini: Teman-teman terkasih, seringkali kit menemui ketidakadilan di antara sesama. Persaudaraan dan bela rasa hilang karena nafsu pribadi. Marilah kita perbaiki diri, untuk lebih bersikap adil terhadap sesama dan berani berbela rasa terhadap sesama yang lemah kecil, miskin tersingkir, dan sakit cacat.

Aduh. Perhentian 1 itu tentang Yesus dijatuhi hukuman mati, dan disini kira-kira pas Pontius Pilatus menjatuhkan hukuman kepada Yesus. Padahal Pilatus tau itu salah dan dia terpaksa ngikutin kehendak rakyatnya. Gue berasa Pilatus.. Padahal gue tau ini semua salah, kejadian akhir-akhir ini salah, tapi gue ngikut ketawa-ketawa aja..

Lalu ada juga di Perhentian 10, kalimat renungan begini: Teman-teman terkasih, seringkali kita mengejek teman kita karena kelemahannya. Bukannya membantu malah membuatnya tambah menderita dengan segala hinaannya. Marilah kita murah hati membantu sesama dan tidak membuat mereka semakin menderita.

-_-

Sepanjang jalan salib, di otak gue terbayang-bayang siapa si lemah kecil, miskin tersingkit, dan sakit cacat itu. Gimana enggak coba, suaranya itu terngiang-ngiang di kepala gue. Secara harafiah. Oh my gash.

Biarpun si lemah kecil, miskin tersingkir, dan sakit cacat itu emang freak.. Emang kadang nyebelin dan lebay.. Emang gajelas.. (kenapa gue jadi ngatain..) tapi dia tetep makhluk ciptaan Tuhan! #standar. Engga-engga, yang bener adalah... biarpun dia menyebalkan begitu tapi dia tetep sesama kita yang menderita dan mengikuti hukum terutama yaitu kasih, kita harus saling mengasihi. Arghh gue ngomong apasih W(‘A’w)

Intinya adalah, terlepas dari semua itu gue melihat kalo.. ternyata dia kasian juga. Kelas 10 ini tinggal beberapa bulan dan kejam rasanya membiarkan dia di-bully begitu. Bukannya gue dari dulu ga suka bullying? Oleh karena itu, APP kali ini gue janji deh mau mencoba memperbaiki diri.. Selain tambah rajin, mari kita coba untuk ga terlalu menghindari si lemah kecil, miskin tersingkir, dan sakit cacat dan semoga juga sih, si lemah kecil, miskin tersingkir, dan sakit cacat itu jadi ga terlihat begitu ngeselin di mata gue dan yang lain..

Friday, February 15, 2013

Apa?

Tahun baru masehi udah lewat, tahun baru imlek juga kemarenan lewat. Well.

Tahun ini angpao ga sebanyak tahun lalu.. Tapi gatau kenapa gue ga gitu concern aja, lagian gue juga mikir, kalaupun gue dapet banyak pasti gue tabung dan cuma sedikit yang gue pake buat jajan. Tapi tunggu... Setelah dipikir-pikir, akhir-akhir ini gue boros pake banget pake sangat pake double wow.

Akhir-akhir ini secara tiba-tiba gue merasa mendadak makmur (perut, bukan kantong) sekolah di FV1. Gimana engga, setelah 3 tahun tersiksa karena makanan kantinnya gak gue suka. Seinget gue (ada di blog gue mehehe) cuma 6 bulan gue survive *dan boros* karena ada bubur ayam yang enaknya yowoh.. Tapi kemudian bubur ayamnya udah ga jualan lagi gara-gara diutamakan yang single parent :( Setelah itu gue mending kelaperan deh daripada nyicipin jajanan kantin. Ciyus.

Nah di SMA ini..... ada Mie Sin Sin yang enak banget serius. Setelah itu gak lama tiba-tiba muncul lasagna dan zuppa soup dan maccaroni panggang! Gue gak pernah suka sama maccaroni tapi ternyata itu enak. Penyesalan datang terakhir.


 Sekarang ini gue sedang mengusahakan dengan sangat supaya gak boros. Aduh tapi gue gak kuat.. Pengen rasanya balik ke zaman dulu dimana gue jaaarrraaaaaaaaannnnnnnnngggggggggggggggggggggg banget turun ke kantin. Tuh kan nostalgia lagi. #hiks


***

Hemm sebenernya yang di atas cuma epilog, hampir saja gue lupa dengan topik utama gue. Temanya masih berkaitan kok. Dikit.

Di awal tahun ini entah kenapa gue ikut merasakan hal yang baru. Kalo mau buka-bukaan sih akhir-akhir ini gue merasa gimana gitu, gue tiba-tiba kembali ke masa awal-awal gue masuk SMP. Gue pengen banget cepet-cepet naik kelas. Alasan gue pas kelas 7 dulu karena gak nyaman, bukan dengan kelasnya tapi posisi gue sebagai junior paling bontot di sekolah yang ngebuat gue merasa tertekan. Sumpah dah gue benci banget kenapa bully kampung itu bisa nyasar ke sekolah itu. Untunglah sekarang mereka seperti butiran debu. Huahahahaha.

Kalo yang sekarang, gue merasa gue gak nyaman aja.. Gimana ya. Ya gitu deh.

Tapi daripada lo lo yang baca ini mikir macem-macem, lebih baik kita tegaskan: dulu.


Dulu. Sekarang dengan mulainya semester 2 gue jadi mikir. Mikir kedepannya dengan segala konsekuen yang ada soal wish gue tadi. Gue yang pertama masuk sekolah ini gak napsu abis gara-gara males takut ga punya temen dan sebagainya, sekarang udah deket sama beberapa orang. Terima kasih telah mempertemukan kami, Ya Tuhan! ─Sialnya gue lupa kalo ini beda. Beda karena adanya penjurusan siake itu. Emang sih masih satu atap (duile) tapi IPA sama IPS itu kalo diitung-itung kelasnya jauh. Sekarang aja dengan kelas sebelah-sebelah gue jarang nyapa. Ah gue bingung! Bingung dengan jurusan, bingung sama temen-temen yang bakal misah!



Gue jadi mendadak pewe banget (lagi) di Crowded.



Gue jadi suka aja ngedenger tawanya Jo.. Ngakakannya kelas kita.. Bendahara-bendahara yang nalangin uang kas terus.. Ngeliatin Bu Dewi yang selalu deh nanyanya kalo ngga ke Reynaldo dan sampingnya pasti Aldo.. Ngedenger musik abang angkot tiap istirahat.. Karaokeannya X5.. Gilanya kita kalo gak ada guru.. AC yang casingnya copot.. Ngatain nama ceweknya Tepen.. Nyomotin kue-kuenya Tepen yang enak abis.. Nonton bboy tiap ada yang kena hukuman.. Dengerin suara mendayu-dayunya Yopie.. Diomelin Bu Tomu.. Diceramahin Mam..


Tapi gue gak suka kelas gue dikatain.

Dari sejak awal gue di sini, gue paling gak suka kita dikatain. Diomelin itu wajar, tapi dikatain, digosipin? Maaf sih tapi gue juga muak. Muak dengan gosip yang ga ada habisnya seakan-akan kita ini teroris. Menurut gue, itu munafik. Kalau kalian mau ngatain, udah intropeksi diri dulu belum? Kalau belum...


─"Tutup mulutmu!" Hu Joon berkata dengan ketus.

Yaampun, bukan gue yang ngomong loh! Cc: So, I Married The Anti-fan by Kim Eun Jeong.

Ini kelas gue.. Kalo misalnya gara-gara berisik, kelas kita gitu satu-satunya yang berisik? Lagian aneh, kita berisik, dikatain. Kita diem, disuruh berisik. WHAT. Lalu ada lagi nih yang bikin ngakak, kita ga ngapa-ngapain eh dikatain juga. Serius deh, maksudnya apa? Biar dikata wow punya bahan obrolan? Soalnya gue jadi bingung, kenapa kita dikatain atas dasar sesuatu yang gak dilakukan? Atas spekulasi pribadi akibat kandungan estrogen sedang memuncak? So slutty..

Tuesday, February 5, 2013

Biologi: Keanekaragaman Hayati (DVD Wild Indonesia)


Kalimantan
Monyet belalai - Hanya jantan yang memiliki belalai.
       Pada sistem pencernaannya memiliki bakteri untuk mencerna makanan dari daun.
       Predatornya adalah buaya.
     Tinggal di hutan bakau.

QUICK INFO -- pada tahun 1928 muncul pulau baru yaitu Pulau Krakatau, hasil dari ledakan terhebat tahun 1883. Terdapat 155 gunung aktif di Indonesia. Terjadi ekosistem suksesi primer.
Ekosistem suksesi primer: pergantian suatu komunitas. Peristiwa datangnya serangga disebut invasi, dalam jumlah banyak menjadi koloni.
- Di Jawa sudah ada petak sawah sejak 2000 tahun lalu.
- Berkat letusan gunung, tanah menjadi subur sehingga dapat panen 3 kali setahun.

Bali
        Babi rusa - jantan punya gading.
            Jalak bali.

Sulawesi
Merupakan binatang buangan antara Asia dan Australia yang berevolusi sendiri sehingga disebut Zona Peralihan.
            Burung enggang - jambul merah, memakan buah pohon ara, berasal dari Asia Selatan. Berpasangan seumur hidup. Betina (dan jantannya) paruhnya berwarna kuning. Sarang berupa lubang di pohon disempitkan dengan lumpur (dan kotoran). Kantung tenggorok bisa menyimpan 250 buah ara.
            Burung maleo - menggunakan panas bumi untuk mengerami telur. Nenek moyang dari Australia. Telurnya 5x lebih besar dari telur ayam, menetas dalam 3 bulan.
            Monyet hitam - 1 dari 7 spesies monyet Sulawesi, tidak memiliki ekor. Nenek moyang dari Kalimantan. Bergerombol. Memakan buah.
            Tangkasi - sepupu jauh monyet teriakannya nyaring untuk menyatakan tempat tinggal. Pemburu ulung. Makan serangga, reptil, amfibi kecil. Mata besar untuk melihat malam, kuping besar dan sensitif, dua kaki belakang panjang untuk melompat jauh.

Irian Jaya
        Cendrawasih - burung terkecil (?). Sepertinya maksudnya yang terkecil itu burung raja, salah satu golongan cendrawasih. Terdapat 42 jenis cendrawasih, di Irian ada 38. Jantan lebih indah dari betina karena jantan menari untuk menarik pasangan.



Selatan Pulau Jawa
        Burung walet - membuat sarang dari air liur yang harganya mahal dan menjadi bahan sup burung walet. Sarangnya tersembunyi di dalam jurang goa yang ditutupi laut.

Pulau Komodo
        Naga Komodo - disebut juga giant lizard. Berukuran 3 meter, pemakan bangkai. Komodo dewasa berbobot 250 kg dan duel di antara mereka tergantung berat.

Pulau Banda
        Terumbu karang menyebabkan subur, di ujungnya ada jurang.

QUICK INFO -- Terjadi simbiosis antara ikan yang membersihkan punggung penyu (mungkin ikan Wasser --mungkin memakan Fuslier) dan penyu memberikan tumpangan. Terumbu adalah tempat makan, bertelur, dan bersembunyi.
                                                               
            Ikan Parrot - menganggap terumbu karang makanan. Paruh menyatu dengan gigi. Setelah dimakan akan keluar sebagai pasir.
        Cuttle fish - menganggap terumbu karang sebagai tempat berburu dan menyimpan telur. Bisa menyamar karena memiliki ribuan pigmen. Setelah bertelur, telurnya menyerap air dan mengembang. Cuttle fish lambat tetapi pintar, ia memangsa dengan sepasang tentakel.
            Ikan kupu-kupu - memakan telur cuttle fish, moncong panjang.
        Belut taman - memakan plankton, tinggal di pasir.
            Floender - seperti ikan pari dan memangsa belut taman. Pandai menyamar.

Pulau Sumba
            Nyale - bagian dari reproduksi cacing.
            Ketimun laut - tentakel berbulu.
            Cacing pohon natal - keluar dari terumbu karang. Memanfaatkan arus air untuk membawa makanan.
            Kepiting porselen - memiliki capit berambut halus.
            Ikan pari - sayap 3 meter  dan memakan plankton.
        Paus hiu - terbesar di dunia, sepanjang 12 meter, makan plankton.

Selat Lembeh
        Ikan kodok – seperti spons, mangsanya adalah ikan pipa.
        Ikan terompet – bersembunyi di kipas laut.
            Udang colemon – bersembunyi di bulu babi atau anemon.
            Ikan badut – menggosokan tubuh dengan anemon supaya tidak tersengat.
            Ikan kardinal dan ikan eking – kebal sengatan anemon.
            Ikan kelelawar – mirip daun.
            Gurita peniru – meniru binatang lain: flounder, ular laut, ikan singa. Berubah warna.
            Paus sperma – makan plankton.

Sumatera
        Gajah – Sumatera Utara, belalai sebagai tangan, berasal dari Asia. Makan 150 kg rumput per hari.
        Badak – Ujung Kulon
        Bunga bangkai – Bogor (Amorphopallus). Setinggi 2 manusia dan dibuahi lalat.
            Rafflesia – 1 meter, tidak berdaun-tangkai-dan akar. Hidup sebagai parasit di akar kayu, berbunga 1 kali seumur hidup. Dibuahi oleh lalat.
            Pohon dipterocarp (meranti) – biji bersayap 2 (?) 60 meter
            Badak Sumatera – berbobot 1 ton, dari Asia. Diburu karena culanya, memerlukan garam mineral, lumpur, hutan yang terganggu. Berkubang membuat kondisi kulitnya bagus dan menyembuhkan gigitan serangga.
            Harimau

Irian Jaya
        Quoll – Memburu serangga, kadal, tikus, mencari sarang burung. Sejenis Marcipial (mamalia berkantung). Mirip kangguru, nenek moyang dari Australia.
        Oposum layang – berkumpul di sarang yang ada di pohon tinggi, keluar malam hari, dianggap penyihir oleh suku lokal, makan getah dan serangga, nektar dari bunga. Predatornya elang dan rajawali, kulit berlapis-lapis di antara lengan untuk melayang.
            Echidna berparuh panjang –
                        -berduri
                        -mamalia primitif
                        -menyusup
                        -bertelur seperti burung/reptil
                        -makan cacing tanah dan rayap
                        -sensor elektrik di moncong membantu mencari cacing
                        -lidah punya jarum berduri yang menusuk cacing

Hutan gunung
Pemakan semut raksasa (Anteater) – betina mengeluarkan 1 telur dalam 1 tahun. Anaknya dibawa dalam kantong seperti kangguru sampai terganggu dengan ketajaman kulit anaknya.

QUICK INFO--- Pegunungan Irian Jaya +/- 5000 meter, penghalang gerakan hewan dan manusia. Puncaknya dipenuhi es dan salju. Dibawa ada hutan berawa dimana banyak ikan dan kodok.



--gambar tersedia di google.com :D




Waiting for your comments! :D